Area Persawahan Semakin Berkurang
Area Persawahan Semakin Berkurang
Zamroni, salah satu petani pemilik sawah, menyebutkan area persawahan di Jakarta Utara masih sekitar 3 hektare, Zamroni tahu persis karena dia adalah petani kawakan sekaligus Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Dalem.
Masih adanya sawah di pinggir perkotaan ini menjadi perhatian masyarakat setelah Babinsa Koramil 06 Kertek ini melakukan panen di milik Warga, yang berada Kertek. Namun Anggota dari Kodim 0707 Wonosobo saat itu menyebutkan luas sawah yang masih ada di Wonosobo sekitar 2 hektare.
Uniknya, dari puluhan hektare sawah di Wonosobo, sangat sedikit yang dimiliki oleh petani, baik petani asli maupun petani pendatang. Lahan-lahan tersebut merupakan milik petani, ketika belum didirikan bangunan, disewakan kepada para petani penggarap atau ke seseorang yang akan membangun sebuah bangunan.
Karena itu, menurut Danramil 06 Kertek Kapten Inf Sutarto, nasib sawah di Wonosobo seperti tinggal menunggu waktu saja. Kecuali sawah abadi Desa, yang tentu saja tak akan punah dimakan perubahan. “Saya berharap, saya bisa melestarikan. Bahkan, kalau keuangan memungkinkan, saya ingin menambah jumlah sawah yang ada,” kata Danramil.
Namun, berbicara mengenai pemenuhan kebutuhan pangan Wonosobo, jumlah produksi pangan seperti sayur mayur masih melimpah. Tidak hanya beras, bahkan pangan untuk penduduk masih mencukupi untuk wilayah wonosobo.
Namun seiring berkembangnya jaman di Era global ini para Petani seakan kurang semangat untuk mengolah tanah atau lahannya sendiri, hal ini disampaikan oleh Komandan Kodim 0707 Wonosobo Letkol Czi Fauzan Fadli mengungkapkan ,banyaknya area persawahan yang kini dijadikan lahan sayur mayur dan banyaknya juga lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi bangunan seperti pemukiman,gedung atau perkantoran lainnya. Bahkan area persawahan terkikis oleh perluasan jalan untuk kebutuhan transportasi atau akses lainnya.
Lahan sawah yang terus berkurang, bagi Pemerintah Wonosobo bukanlah masalah. Karena menurut mereka, sebagai wilayah perkotaan, sawah bukanlah satu-satunya sumber penghidupan. Dandim menyampaikan, alih fungsi lahan sawah selalu menjadi permasalahan klasik disetiap kota di Indonesia. Sejak dari dulu, lahan pertanian di kawasan perkotaan memang tidak selalu dominan.
“Tapi kami selalu berupaya untuk tetap mempertahankan kualitas dan ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi yang ada. Seperti menanam sayuran di halaman rumah dan
Kami hanya melakukan kroscek ke lapangan setiap satu tahun sekali untuk mengetahui lahan tersebut masih berupa sawah atau bukan,” tambahnya.
Pasalnya,lanjut Dandim, kepemilikan lahan sepenuhnya adalah hak dari petani itu sendiri. Pihaknya pun tidak memiliki kewenangan lebih untuk menentukan diperbolehkan atau tidak sebuah lahan sawah untuk alih fungsi.
Sedangkan upaya yang dilakukan adalah memberi sosialisasi bagi petani untuk meningkatkan hasil panen dan bantuan berbagai alat. Termasuk memberikan benih dan pelatihan. Di mana sebagian besar alat juga didapat dari Kementerian Pertanian.
“Yang disayangkan juga, saat ini sedikit pemuda kita yang tertarik untuk terjun sebagai petani. Begitu kuliah di jurusan pertanian, lulusnya memilih bekerja di perusahaan atau perbankan,” ceritanya.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan 10 atau 20 tahun yang lalu, wajah perkotaan Wonosobo memang terus berubah. Kawasan yang dulunya hijau dan merupakan area persawahan kini banyak yang beralih fungsi sebagai perumahan ataupun ruko. Salah satunya adalah di daerah Kertek. Pendim 0707
Komentar
Posting Komentar