PNS PERLU DIBERIKAN PEMAHAMAN BAHAYA RADIKALISME
PNS PERLU DIBERIKAN PEMAHAMAN BAHAYA RADIKALISME
Kodim 0707/Wonosobo bekerja sama dengan Kesbangpol menyelenggarakan pembinaan bagi pegawai negeri sipil dilingkungan Pemda Wonosobo selama 3 hari yang diikuti 50 orang bertempat di Omah Duwur Andongsili Mojotengah. (27/11)
Kepala Kesbangpol Wonosobo Didik Wibawanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini sudah ada PNS yang mulai terpengaruh gerakan radikalisme, mereka sudah tidak mau mengikuti upacara bendera. Hal ini kalau dibiarkan maka akan membahayakan keselamatan negara dan bangsa.
Untuk itu dalam rangka pembinaan kepada PNS yang ada dilingkungan Pemda Wonosobo, Kantor Kesbangpol mengandeng Kodim 0707 untuk bersama – sama mengadakan pembinaan dan pencegahan masuknya bahaya radikalisme. Bagi yang belum terpengaruh agar sebagai benteng sehingga bisa membina lingkungannya jangan sampai masuk ke kelompok radikal. Sedangkan yang sudah terpengaruh diharapkan segera sadar bahwa kita hidup dinegara Indonesia yang sudah menganut dasar negara yaitu Pancasila.
Kasdim 0707/Wonosobo Mayor Inf Jaka Susila dalam penyampainnya bahwa Indonesia merupakan negara multi kultural, banyak pulau, suku, agama, ras dan gololongan. ini merupakan sebuah kekuatan besar kalau perbedaan tersebut bisa disatukan, akan tetapi bila tidak bisa, akan timbul yaitu sebuah pertikaian yaitu ditandai munculnya faham radikalisme.
Di Indonesia ada tiga faham radikalisme yang berkembang yaitu radikal kanan (Raka) adalah radikal yang berdasarkan agama, yang ke dua radikal kiri (Raki) yaitu radikal yang berdasarkan faham komunis dan radikal lainnya (Rala) yaitu kelompok yang ingin mendirikan negara dibumi Indonesia seperti GAM (gerakan Aceh Merdeka), OPM (organisasi Papua Merdeka). Ketiga kelompok tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin merubah Pancasila dengan idiologi mereka.
Faham radikal tidak muncul mulai saat ini saja akan tetapi sudah dimulai dari jaman penjajahan. Tokoh tokohnya antara lain Radikal kiri Alimin, Muso, DN Aidit, dan saat ini muncul gerakan PKI gaya baru. Adapun Radikal kanan tokohnya mulai dari Kartosuwiryo, Kahar Muzakar, Abu Bakar Baasir, Amrozi, Dr Azhari.
Kasdim menyampaikan bahwa ciri – ciri kelompok radikal adalah mereka mempunyai fanatisme yang sempit, sehingga menganggap kelompok lain salah,Mereka juga sikap keras yang menganggap perkara sunnah, seakan jadi perkara wajib. Biasanya mereka bersikap kasar dalam berinteraksi, keras dalam berdakwah dan suka menimbulka permusuhan. Gampang untuk mengkafirkan yang tdk sesuai dengan kelompoknya. Adapun dalam melancarkan aksinya adalah menggunakan cara – cara teror, bom, menculik untuk menarik perhatian publik.
Dampak yang ditimbulkan apabila mereka sampai berkembang besar mulai dari internasional yaitu menurunnya citra sebuah negara dimata dunia akan buruk, timbulnya sikap deskriminasi terhadap kelompok tertentu. Dampak terhadap nasional adalah terancamnya keutuhan NKRI, hilangnya nasionalisme, dan terjadinya perpecahan di masyarakat.
Dampak psikologi adalah tidak percayanya masyarakat terhadap aparat keamanan, timbulnya rasa takut dikalangan masyarakat. Dampak sosial yang ditimbulkan adalah munculnya teror dan kekerasan, muncul konflik vertikal dan horizontal, jatuhnya korban harta benda bahkan nyawa. Dampak ekonomi turunnya daya investasi, terjadinya krisis pendapatan dan rusaknya infra struktur.
Begitu banyak dampak yang timbulkan dari faham radikalisme apa bila mereka tumbuh besar, untuk itu Mayor Inf Jaka Susila memberikan kesimpulan bahwa radikalisme merupakan paham yang bertentangan dengan Pancasila & UUD 1945, yang memaksakan keinginan dengan cara kekerasan, sehingga dapat menghilangkan rasa nasionalisme & semangat kebangsaan yang menimbulkan perpecahan. Untuk dapat mengatasi pengaruh radikalisme maka setiap PNS diharapkan memiliki mental yang tangguh yg merupakan akumulasi dari iman & taqwa, nasionalisme dan militan menimbulkan perpecahan. untuk membentuk mental yang tangguh diperlukan program pembinaan menntal yang terus menerus dan berkesinambungan yang sinergis dengan semua pihak yang terkait.
Solusi yang ditawarkan adalah digelorakan kembali rasa kebersamaan , kerja keras & gotong royong, tumbuh kembangkan kebersamaan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta hindari perbedaan yang mengarah kepada perpecahan. Bangkitkan semangat nasionalisme, patriotisme dan militansi melalui penanama kembali Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika.
Pendim 0707
Komentar
Posting Komentar