CEGAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI

CEGAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI
Bertempat di Aula Makodim 0707/Wonosobo diadakan sosialisasi penanggulangan KLB( Kejadian Luar Biasa) Difteri. Nara sumber Dr. Rahmi Fatmawati ( ASN RST Dr. Soedjono Magelang) yang diikuti Serka Stevanus, Sertu Sayuri, Serka Ansori, Senin (15/1). Yang diikuti oleh Militer,ASN, dan Persit dengan peserta 190 orang.
Mayor Inf Jaka Susila (Kasdim 0707/Wsb), membuka  sosialisasi dengan ucapan selamat datang. Apresiasi positif juga di sampaikan atas sosialisasi yang diadakan hari ini dari RST dengan narasumber Dr. Rahmi Fatmawati. Saya berharap semua peserta mendengarkan arahannya, agar dapat menambah wawasan dan kewaspadaan kita terhadap penyakit yang sedang mewabah.
Dr. Rahmi Fatmawati dalam arahannya Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan.  Kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem syaraf, serta juga mengalami infeksi kulit. Sangat berbahaya jika racun Difteria menyebar ke organ tubuh yang lain. Difteri banyak ditemui di negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana angka vaksinasi masih rendah. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun.  Bakteri Difteri dapat menyerang jaringan apa saja pada tubuh, tanda-tanda yang paling menonjol adalah pada tenggorokan dan mulut. Tanda tanda yang dapat kita kenali berupa pembengkakan kelenjar pada leher, gangguan pernafasan, ngiler,demam, batuk keras, perasaan tidak nyaman juga berpengaruh pada penglihatan. Bicara yang melantur,tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar. Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anda dapat terkena Difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau barang lainnya.
Penanganan Dokter akan segera memberikan suntikan antitoksin, untuk melawan racun yang dihasilkan oleh bakteri.  Setelah itu, dokter akan memberikan antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi. Pengobatan di rumah apabila  terkena difteri banyaklah istirahat di tempat tidur. Batasi aktivitas fisik apabila jantung  terpengaruh. Pencegahan yang baik terhadap difteri adalah dengan vaksin Difteri biasanya diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi berusia 2 bulan. Anak harus mendapat vaksinasi DTP lima kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4-6 tahun. Usia di atas 7 tahun diberikan vaksinasi Td atau Tdap. Vaksin Td/Tdap akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis yang harus diulang setiap 10 tahun sekali. Pemberian Imunisasi tidak hanya di Balita saja, termasuk untuk orang dewasa.
Pendim0707/Wsb

Komentar