Dandim 0707 Hadiri Festival Dasasura di Desa Bomerto
Festival Dasasura dihadiri oleh, Dandim 0707/Wonosobo Letkol
Czi Wiwid Wahyu Hidayat , Kadisparbud One Andang Wardoyo, , Camat Wonosobo
Zulfa Akhsan Alim K, Danramil Wonosobo, tamu undangan dan ribuan warga.
Pj. Kepala Desa Bomerto, Eko Widi Nugroho mengungkapkan,
Festival Dasasura yang digelar sejak hari Minggu (08/09) lalu ini diisi dengan
berbagai kegiatan, diantaranya adalah ziarah kubur, pengajian yang diisi oleh
Gus Candra Malik dari Jakarta, hari ini ada pengambilan 4 mata air serta kembul
bujono 1.000 ingkung dan pentas wayang kulit dua hari dua malam.
"Acara sekaligus untuk melaksanakan merti desa sebagai
wujud rasa syukur warga terhadap anugerah yang telah dilimpahkan Tuhan dalam
kelimpahan air dan kesuburan alam di wilayah desa sini," katanya saat
ditemui seusai acara.
Selain itu, lanjutnya, digelarnya Festival Dasasura adalah
untuk menciptakan wisata kebudayaan di Desa Bomerto, terutama di Dusun Laranga
karena di Dusun Larangan inilah cikal bakal didakannya dasasura. Kedepan,
rencananya Festival Dasasura ini akan dikolaborasikan dengan wisata alam di
Desa Tlogojati.
"Jadi ketika ada wisatawan ke Tlogojati yang memiliki
keindahan alam, maka akan diarahkan untuk mampir ke Bomerto yang memiliki
wisata seni budaya, seperti tari-tarian, topeng dan lainnya," jelasnya.
Dalam Kesempatan itu Komandan Kodim 0707 Wonosobo Letkol Czi
Wiwid Wahyu Hidayat,mengungkapkan, Festival Dasasura yang bermula dari Dusun
Larangan dan di kemas menjadi even Desa Bomerto ini sangat bagus, karena bisa
untuk mengembangkan potensi Dusun Larangan. Langkah selanjutnya yang harus
dilakulan adalah dengan mengintegrasikan wisata budaya Desa Bomerto ini dengan
desa sekitar. Dengan begitu, diharapkan desa disekitar bisa ikut ramai
kunjungan.
"Nanti harus diintegrasikan antara wisata budaya di
Desa Bomerto, wisata alam dan rintisan batiknya di Desa Larangan serta wisata
budaya di Wonolelo. Sehingga akan saling terkoneksi dan melengkapi pilihan
wisata di Kecamatan Wonosobo," ungkapnya.
Ucapan terima kasih atas terselenggaranya Festival Dasasura
ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), One
Andang Wardoyo. Menurutnya banyaknya even budaya di Wonosobo ini menunjukan
bahwa masyarakat mulai menyadari bahwa kebudayaan menjadi salah satu kekuatan
untuk membangun karakter dan membangkitkan ekonomi masyarakat.
"Dengan banyaknya kegiatan seperti ini maka nantinya
masyarakat akan datang. Walaupun kali ini masih dari masyarakat lokal, tetapi
apabila dikemas lebih menarik lagi maka bisa akan mendatangkan masyarakat luas.
Kegiatan ini masih diserahkan komunitas, Disparbud belum melakukan apa-apa
terhadap kegiatan ini," ungkapnya.
Dalam Acara tersebut para undangan mencoba menggunakan Panahan
untuk melestarikan khasanah budaya Jawa, khususnya Jemparingan tetap eksis dan
dikenal oleh masyarakat luas. Komunitas ini bersifat umum dan netral,
menghimpun anggota dari semua kalangan, semua agama, dan murni kegiatan budaya,
tidak terkait dengan politik.
Jemparingan atau Panahan, memanah dengan gaya Mataram yang
bukan saja sekedar olah raga, namun juga olah rasa. Sebagai sarana membentuk
watak ksatria dengan mengenakan pakaian Jawa (beskap dan blangkon) para pemanah
berlatih dengan suka cita. Bahkan tidak hanya kaum bapak saja, ada beberapa
ibu-ibu yang ikut latihan memanah pula.
Komentar
Posting Komentar