Anggota Persit harus tahu Stunting



Anggota Persit harus tahu Stunting

Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi stunting.  Demikian Kapten Inf Sutarto memberikan materi kesehatan kepada anggota Persit Cabang XXVII Kodim 0707/Wonosobo.  Ini penting diketahui oleh anggota Persit mengingat mereka masih memiliki anak – anak kecil. (14/8)
Lehib lanjut Kapten Inf Sutarto menjelasan tentang stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk. Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Anak bisa terkena stunting karena  disebabkan beberapa faktor seperti urang gizi kronis dalam waktu lama ; Retardasi pertumbuhan intrauterine ; Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori ; Perubahan hormon yang dipicu oleh stres ; Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak. Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan makanan saat ini tidak memadai.
tanda-tanda anak mengalami stunting adalah anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya;  Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya;  Berat badan rendah untuk anak seusianya; Pertumbuhan tulang tertunda.
Stunting tidak hanya berkaitan dengan lambatnya pertumbuhan fisik anak, namun ditengarai juga berpengaruh kepada tidak maksimalnya perkembangan otak anak, hingga mempengaruhi kemampuan belajar dan mental. Selain itu, anak yang mengalami stunting akan punya riwayat kesehatan yang kurang baik karena daya tahan tubuhnya juga buruk. Dan stunting bisa menurun (degenerative) ke generasi berikutnya.
Cara terbaik dimulai sejak dalam kandungan. Janin perlu diberikan asupan gizi yang baik dan seimbang, pemeriksaan kesehatan ibu selama masa kehamilan juga diperlukan untuk memastikan berat badan ibu sesuai dengan usia kehamilan.  Ibu hamil tidak boleh mengalami anemia, selain itu konsumsi alkohol selama masa kehamilan harus dihindari karena  dapat menyebabkan Anak yang terlahir dengan sindrom alkohol janin (Fetus Alcohol Syndrome/FAS) yang dapat menjadikan anak mengalami stunting.
Setelah anak lahir, jangan lupa untuk memberikan ASI, vaksinasi dan berikan asupan makanan yang seimbang dan sesuai dengan usianya, terutama ketika anak maasih dalam tahapan belajar makan (MPASI) . Jangan biarkan anak mengalami sakit infeksi yang berulang, jaga kesehatan anak dan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang buruk kerap membawa penyakit-penyakit yang sifatnya infeksius (cacingan, muntaber, tipus) dan ini menjadi salah satu penyebab stunting.
Sayangnya, stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa dikembalikan seperti semula. Maksudnya, ketika seorang anak sudah stunting atau pendek sejak ia masih balita, maka pertumbuhannya akan terus lambat hingga ia dewasa. Saat pubertas, ia tidak dapat mencapai pertumbuhan maksimal akibat sudah terkena stunting di waktu kecil. Meskipun, Anda telah memberikannya makanan yang kaya akan gizi, namun tetap saja pertumbuhannya tidak dapat maksimal.
Melihat pentingnya mengetahui tentang stunting tersebut, Ny Ade Fauzan Fadli selaku ketua Persit Cabang XXVII mengajak kepada seluruh anggota agar memperhatikan kebutuhan gizi bagi putra putrinya. Mengingat dampak yang ditimbulkan sangatlah memperihatinkan.  Bagi ibu – ibu yang saat ini masih menyusui agar berikan ASI minimal 6 bulan. Setelah 6 bulan keatas anak perlu diberi makanan pendamping ASI. Pemberian ASI ini diharapkan sampai berumur 2 tahun dan yang tidak kalah penting adalah perilaku hidup bersih dan sehat diupayakan oleh setiap rumah tangga. Ingat anak merupakan aset kita dimasa depan.  Untuk itu perlu dipersiapkan sebaik mungkin sehingga anak kita bisa tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita bersama.

Pendim0707

Komentar