PUASA TIDAK JADI HALANGAN UNTUK BEKERJA DI SAWAH
PUASA TIDAK JADI HALANGAN UNTUK BEKERJA DI SAWAH
Dibawah pimpinan Pelda Giarto dibantu 5 Babinsa lainnya ikut bersama petani membajak sawah dengan traktor dilahan milik Nurholis Jlegong Pagerkukuh Wonosobo seluas 1000 M. Walaupun saat ini bulan puasa tidak menjadi halangan untuk berbuat bagi rakyat.
Lebih lanjut disampaikan bawha pengolahan lahan pertama menggunakan traktor adalah cara baru pengolahan lahan yang dapat membantu petani untuk menyuburkan tanah. Kemudian setelah dilakukan pembajakan dengan alat traktor, lahan didiamkan satu minggu, supaya rumput membusuk menjadi humus, dan berubah sifat fisik tanahnya, dan selanjutnya tinggal diratakan dengan cangkul agar menjadi datar dan melumpur. “Keuntungan yang didapat selama pengolahan tanah yaitu gulma mati, yang kemudian akan membusuk menjadi humus. Airisasi tanah menjadi lebih baik dan lapisan bawah tanah jenuh air sehingga dapat menghemat air,” ujarnya.
Terpisah, Danramil 01/Wonosobo Kapten Inf Heru Utomo menuturkan bahwa kegiatan pendampingan yang dilakukan para Babinsa, dalam rangka percepatan tanam dan memberikan contoh kepada para petani agar percepatan tanam kembali dapat dilakukan dengan baik dan cepat guna mendukung program ketahanan pangan.
Bulan puasa bukan menjadi halangan untuk berkarya demi masyarakat. Salah satunya adalah membantu para petani dalam rangka upaya percepatan program swasembada pangan. Salah satu yang dilakukan oleh Koramil 01/Wonosobo adalah membantu petani mengolah lahan dengan cara membajak sawah menggunakan traktor. (20/5)
Dibawah pimpinan Pelda Giarto dibantu 5 Babinsa lainnya ikut bersama petani membajak sawah dengan traktor dilahan milik Nurholis Jlegong Pagerkukuh Wonosobo seluas 1000 M. Walaupun saat ini bulan puasa tidak menjadi halangan untuk berbuat bagi rakyat.
Pelda Giarto, saat di lokasi mengungkapkan, pengolahan lahan sawah melalui pembajakan dengan menggunakan traktor ini bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Melalui pembajakan ini, kondisi permukaan tanah yang semula keras akan menjadi gembur dan melumpur, sehingga saat ditanami, akar padi dapat tumbuh dan berkembang leluasa, tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan bawha pengolahan lahan pertama menggunakan traktor adalah cara baru pengolahan lahan yang dapat membantu petani untuk menyuburkan tanah. Kemudian setelah dilakukan pembajakan dengan alat traktor, lahan didiamkan satu minggu, supaya rumput membusuk menjadi humus, dan berubah sifat fisik tanahnya, dan selanjutnya tinggal diratakan dengan cangkul agar menjadi datar dan melumpur. “Keuntungan yang didapat selama pengolahan tanah yaitu gulma mati, yang kemudian akan membusuk menjadi humus. Airisasi tanah menjadi lebih baik dan lapisan bawah tanah jenuh air sehingga dapat menghemat air,” ujarnya.
Sementara, pemilik lahan, Nurholis mengatakan, sangat terbantu dengan hadirnya Babinsa di lapangan. Selain pendampingan langsung ke sawah, Babinsa juga sering menghimbau para petani di desanya untuk mempercepat tanam seusai panen, mempersiapkan benih padi yang akan ditanam dan mengolah lahan sawah secara tepat sesuai petunjuk PPL setempat.
Terpisah, Danramil 01/Wonosobo Kapten Inf Heru Utomo menuturkan bahwa kegiatan pendampingan yang dilakukan para Babinsa, dalam rangka percepatan tanam dan memberikan contoh kepada para petani agar percepatan tanam kembali dapat dilakukan dengan baik dan cepat guna mendukung program ketahanan pangan.
"Hal ini dilakukan untuk memotivasi para petani dalam pengolahan lahan menghadapi musim tanam mendatang guna penguatan kapasitas produksi pangan menuju pencapaian swasembada pangan", pungkasnya.
Pendim 0707
.jpeg)
.jpeg)
Komentar
Posting Komentar