Angka Gugat Perceraian Perempuan Lebih Tinggi

Angka Gugat Perceraian Perempuan Lebih Tinggi
Resepsi dan seminar dalam rangka Hari Ibu tingkat Kabupaten tahun 2019 bertempat di Pendopo Bupati.  Tema yang diusung kali ini adalah Bersama meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa. (20/12)
Ny. Ade Fauzan Fadli  selaku ketua panitia hari Ibu menyampaikan bahwa tujuan dari peringatan hari Ibu adalah meningkatkan peran perempuan Indonesia dalam setiap aspek kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju pembangunan nasional yang berkelanjutan dan keadilan.  Adapun slogan yang di dengungkan adalah keluarga sehat, ekonomi kuat. Perempuan hebat negara kuat. Perempuan berdaya, negara jaya.
Lebih lanjut Ny Ade melaporkan bahwa dalam rangka peringatan hari Ibu banyak agenda yang telah dilaksanakan.  Kegiatan yang telah dilaksanakan berjumlah 19 kegiatan seperti seminar, lomba desain batik, anjangsana, bakti sosial. Tidak lupa selaku ketua panitia penyelenggara mengucapkan banyak terima kasih khususnya panitia dan para donatur yang telah berjuang bersama – sama sehingga acara kali ini bisa terlaksana dengan sukses.
Ny Fairus Eko Purnomo selaku penasehat menginginkan bawha para perempuan baik sebagai individu,  sebagai istri, sebagai ibu, sebagai motor keluarga, maupun sebagai pemimpin selain harus kuat, sehat. Smart dan hebat juga harus sejahtera, karena hebatnya perempuan mencerminkan hebatnya sebuah bangsa, sejahteranya perempuan juga mencerminkan sejahteranya  bangsanya.
Twiena Fridayanie, dr, Sp.KJ selaku pembicara pertama dalam seminar hari Ibu mengusung tema Tahapan Perkembangan Seksual pada Anak.  Saat ini LBGT khususnya di Wonosobo setiap tahunnya meningkat.  Itu merupakan penyakit sehingga bisa disembuhkan.  Sebagai perempuan harus peduli khususnya kepada anak – anak kita, jangan sampai anak kita terpengaruh atau masuk dalam kelompok LGBT.
Solusi yang ditawarkan agar anak – anak kita tidak masuk atau terpengaruh oleh LGBT adalah, Penuhi kebutuhan psikologis anak dengan kasih sayang; Berikan contoh/teladan, seimbang-selaraskan peran ayah-ibu; Berikan reward dan punishmment (sesuai tahapan perkembangannya); Pendidikan moral, Bijaksana terhadap media sosial.
Selaku pemateri ke dua Kepala Kemenag Wonosobo Drs. H. Muhammad Thobiq, M.Si. menyampaikan bahwa generasi anak anak sekarang boleh dikatakan sebagai generasi stroberi atau kids zaman now. Mereka begitu hebat dalam penggunaan tehnologi akan tetapi mereka rapuh bila dihadapkan pada banyak permasalahan.    Mereka sudah tidak tahu bahwa zaman dulu, teknologi itu tidak ada, ibaratnya mereka lahir, sudah bisa main Gadget Layar Sentuh, sebenarnya generasi ini paling “pas” hidup di zaman  sekarang karena kemampuan multitasking nya , "Jadi di satu sisi mereka cenderung terburu-buru tapi di sisi lain sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan,"  Kelemahan generasi Z, fokus perhatian mereka semakin lama semakin pendek karena topic of interest yang banyak serta keinginan yang serba cepat. Generasi milenial dinilai yang hanya fokus pada satu hal untuk benar-benar ditekuni dan sabar melakukan setiap perkembangannya.
Ditambah lagi dengan permasalahan yang ada di Wonosobo membuat para peserta seminar tercengan adalah yaitu bahwa Data perceraian per tgl. 31 Okt 2018. Cerai yang menggungat suami sejumlah 583 pasang, sedang yang menggugat pihak perempuan 1.445 pasang, jumlah nikah hamil 306, jumlah dispensasi nikah lebih kurang 125 an.
Drs. H. Muhammad Thobiq, M.Si memberikan solusi agar permasalah tersebut diatas bisa berkurang pada tahun – tahun yang akan datang adalah 1. Orang tua 'kids zaman now'  dituntut untuk belajar mengikuti segala macam perkembangan yang terjadi pada anak-anak.  2. Lakukan interaksi positif melalui  suana kominikatif, Karena kalau komunikasi lancar anak akan banyak cerita, percaya kepada kita. Disitu orang tua bisa menasehati kapan memegang HP/Android nya, membantu anaknya mengatur waktunya. 3. Luangkan waktu  15-20 menit untuk berinteraksi dengan anak. Meski kuantitas bersama anak dinilai kurang, kualitas waktu yang tersisa harus bisa membangun kedekatan antara orang tua dan anak. 4. Membuat kurikulum keluarga untuk mengajarkan nilai dan norma yang ada.
Pendim 0707




Komentar